ber(lebih)an

"Aku memimpikanmu semalam"

"Benarkah?"

"Sungguh. Aku rindu padamu"

"Yasudah"

"Kok gitu? aku pingin ketemu"

"Pergi, aku tak mau mengingatmu."

"Kenapa??"

"Kau membuatku menderita"

"Menderita. Apa itu bahkan sebuah kata? kau berlebihan."

"Aku butuh 4 tahun untuk melupakanmu."

"Oh. Hey mana mungkin? Kita saja hanya bertemu selama 40 menit, tidak lebih. Kau memang berlebihan sepertinya."

"Apa yang tidak berlebihan jika sudah menyangkut dirimu?"

"Aku tak mengerti. Sudahlah, aku pergi ya."

"Tolong bawa kenanganmu bersamamu, kumohon."

"Bagaimana bisa? sudah ah, daah!"

Pecinta Sejati.

Kau pecinta sejati, aku tahu. 

Kau yang mampu membuatku tunduk dengan sepenuh kesadaranku, 

kelembutanmu memang nomor satu. 

Tapi aku muda dan aku masih ingin merasa. 

Apa yang belum kukecap, cinta liar, penuh peluh dan tantangan yang membutakan.

Wahai kau pecinta sejati, kekasih hati,

izinkan aku berlari. Tak menjauhi, hanya mengelilingi dunia ini.

Ingatkanmu dunia ini bulat. Kemana aku lari, kepadamu aku kembali.

Kepadamu pecinta sejati, kuserahkan hati utuh.

Yang memang hanya padamulah aku luluh.

izinkan aku berbanjir peluh,

bebas merengkuh,

sampai dunia liar itu membuatku melepuh.